Rabu, 15 Juli 2009

Tangisku semalam...

Semalam terjadi lagi...
Pertengkaran hebat yang seperti sudah menjadi agenda rutin dan mudah ditebak akhir ceritanya. Kau akan berdiri dan meninggalkanku tanpa meninggalkan kata-kata yang bisa menenangkan hatiku. Kenapa kesalahan selalu kau lihat dari sisi diriku.Kenapa ketika aku jelaskan kesalahanmu kau langsung seperti macan giras, segera berdiri melompat dan pergi begitu saja tanpa mau menyelesaikan. Tetapi kenapa aku masih saja mencegahmu? Karena apa ? karena aku takut kehilanganmu.

Mungkin kau baru menyadari akan hadirku ketika aku sudah pergi untuk selamanya. Mungkin kau baru menyadari betapa beruntungnya kau memiliki aku ketika aku sudah menghembuskan nafas terakhirku. Mungkin kau baru menyadari betapa aku sangat menyayangimu melebihi appun ketika aku sudah di bawah sana hidup bercampur dengan cacing - cacing, binatang yang paling kau benci. Dan semuanya sudah tak bisa diulang lagi...

Aku lakukan apapun demi kau, tapi apa balasan yang kau beri padaku. Aku tak menuntut balas apapun darimu karena aku mencintaimu tulus dan menerimamu apa adanya. Tapi kau tak pernah lakukan itu padaku. Kekuranganku selalu menjadi obrolan seru bagimu. Aku menjadi ragu...seolah aku tak pantas buatmu.

Terkadang ketika sudah sesak di dadaku, aku berpikir untuk pergi darimu selamanya. Berharapa kau akan menemukan wanita idamanmu, yang tidak membuatmu malu di depan teman - temanmu, yang tidak membuatmu harus menyembunyikan status hubungan itu, dan tidak membuatmu berkata " jangan seperti ini..nanti dilihat..." ( malu kalaus ampai kepergok kita punya " hubungan " ).

Terkadang ketika sudah banjir mataku dengan air mataku, aku ingin pergi jauh darimu. Tak lagi mendengar berita dan cerita tentang dirimu lagi. Hidup sendiri walau sakit menanggung beban rasa ini.Seenggaknya aku tak mendengar lagi " wah ntar kalau ibunya pesek..anaknya pesek juga gak ya??". Sakit..sakit sekali mendengarnya. Aku tak pernah mencerca apa yang ada pada dirimu karena aku menyayangimu apa adanya. Tetapi kenapa kau selalu memepermasalahkan apa yang kurang pada diriku. Kalau memang tak punya hati dan kurang menerima dengan keadaanku..baiklah semoga kau menemukan segera wanita idamanmu.

Apakah aku hanya kekasih yang tidak dianggap bagimu? Di depan teman wanitamu kau berlagak sok cuek dan sok kasar padaku. Kau anggap apa diriku? Orang yang menilai pasti kesalahan ada pada diriku. Mereka tak tahu saja betapa sedihnya dan nelangsanya aku ini.

Ketika teman wanitamu datang, dengan mengacuhkanku kau ajak dia ngobrol di luar tanpa ada rasa peduli padaku. Dan kau bilang " Oh aku hanya anggap dia sebagai adik saja kok." Apa maksudnya itu? Apakah aku tak punya hak untuk marah?

Ketika teman wanitamu datang, seakan kau tak menggubris kehadiranku, dan kau berkata " Ngapain nungguin orang facebook-an?"
Sangat sakit hatiku mendengarnya. Kau anggap apa diriku? Musuhmu????? Aku tak mengharap kau menonjolkan kalau kita punya " hubungan " tapi aku harap berlagaklah seperti biasanya, seperti saat mereka tidak ada di situ, itu saja.

Biarkan mereka tahu kalau kau milikku. Sehingga mereka tidak sok manja di depanmu. Aku akui aku cemburu. Wanita mana yang tidak cemburu melihat orang yang disayanginya menyentuh pipi wanita lain di depan matanya dan berkata " Kamu jerawatan ya dik?"
Aku hanya bisa memendam rasa ini. Karena aku merasa aku tak punya hak akan dirimu dan aku bukan siapa - siapa bagimu. Tak ada komitmen untuk hubungan itu. Jadi apa yang bisa aku tangguhkan? Daripada sakit dan nelangsa mendengar kata-katamu lagi seperti saat kita berada di rumah sakit " Terserah aku mau dekat dengan siapa saja, naksir cewek siapa saja, emangnya kamu siapa?"Suakittttttttt..suakittttttt sekaliiiiiiiiiii...dan aku hanya bisa menangis. dan akhirnya aku juga yang harus mengalah mendekatimu. Aku tak ingin hubungan yang dingin antara kita, akrena aku sangat sayang padamu. Aku takut kehilanganmu. Aku takut kau jauh. Aku takut kau pergi dariku.

Semua aku lakukan demi dirimu. Merubah prinsip pun sudah terlintas di pikiranku. Berkorban apapun aku rela untukmu. Tapi dalam hati ini aku takut kau nanti akan menyia-nyiakan aku. Kemana nanti aku akan berlari mengadu? Jawabnya adalah kolong jembatan.

Aku tak mengharap apa- apa darimu. Hanya ketulusan cintamu dan mohon pengertian sedikit padaku. Kau tak pernah ada di saat aku dalam situasi aku membutuhkanmu. Kau selalu ada di sampingku, tapi tak pernah ada ketika aku benar - benar membutuhkanmu.

Kau bilang kau sudah tak tahan...sudah capek...Begitu juga denganku. Capek selalu seperti ini. Akankah selalu begini?

Aku cuma butuh kejelasan. Bukan yang disembunyikan. Kalau kau malau akan diriku, baiklah aku akan pergi. Semoga kau segera menemukan wanita idamanmu.

apakah karena kau tahu aku sangat meyayangimu sehingga kau seenaknya padaku? Apapun yang kau lakukan pasti akhirnya kau akan luluh juga dalam pelukmu. Aku akui aku bodoh terlalu sayang padamu. Tapi apakah ini yang kau inginkan? Adilkah ini buatmu?

Bosan aku selalu dengan masalah yang sama. Rasa sakit pukulan yang aku daratkan di pipimu tak sebanding sakitnya yang kau hadirkan di hatiku. Kau tahu aku tak bisa marah. Air mataku yang selalu bicara. Bukan senjataku air mata, tapi aku memang wanita lemah, dan kau tahu itu.

Aku harap itu menjadi malam terkahir pertengkaran kita. Aku tak akan mencampuri hidupmu lagi. Baiklah aku akan selalu mengingat kata-katamu " Terserah aku mau dekat dengan siapa saja, naksir cewek siapa saja, emangnya kamu siapa?". Semoga kau bahagia.

Inilah yang aku rasakan selama ini..semoga kau mengerti. Bukan salahmu..tapi salahku yang terlalu menyayangimu....

0 komentar: