Sabtu, 05 September 2009

laporan di malam minggu

sejujurnya, sampai saat ini pun aku masih belum yakin, apakah aku sedang bermimpi. serasa hatiku begitu yakin dengan pilihan dan apa yang aku lakukan saat ini, tetapi juga meragu dan takut dengan yang akan terjadi kelak. Aku rasa baru kemarin aku merasakan dan melakukan hal bodoh ini. Bisa dibilang hal bodoh yang membuatku berani untuk bertindak dan mengambil keputusan yang menentukan hidupku nanti. apakah ini jalan Tuhan? Ataukah dia memang jodohku? Apakah ini hanya sekedar kebodohanku saja? Adakah diluar sana yang mempunyai cerita sama denganku?
Aku bingung tapi begitu yakin di dalam hati. Satu yang meyakinkanku, yaitu cintaku padanya. Tapi satu yang membuatku takut, apakah dia akan melakukan hal yang sama? Atau akhirnya air mata dan putus asa yang dia berikan?
Apakah aku sedang meragu? Kalau intinya aku masih meragu, tetapi kenapa hatiku begitu yakin ingin hidup dengannya?
Belum genap setahun aku merasakan ini. Berbicara dengan orang tuaku saja belum. Apakah mereka akan merestui? Sepenuhnya aku takut untuk menebak apa yang akan keluar dari mulut mereka. Sedih, takut, bingung, cinta yang dalam, kecewa..semua campur aduk jadi satu.Tapi dia tak pernah tahu akan kegalauanku. Dan aku serasa begitu berat untuk berbicara jujur. tak tahu apa yang membuatku seperti itu, aku hanya takut kehilangan dia. Dia yang begitu kaku, dia yang begitu tak pedulikanku, dia yang mudah marah, dan dia yang sangat aku sayang...
Apa yang ada di benak dan pikiranku sekarang mungkin dia tak tahu. Aku baru menyadari kalau dia tak pernah ada di kala aku sangat membutuhkannya. Kehadiran fisik tiap hari tak menjamin itu adalah sebuah bentuk perhatian. Tapi adanya uluran tangan dan kata-kata yang menentramkan di kala kita snagat membutuhkannya...mungkin itu lebih sangat berharga. Dia berada di sampingku setiap waktu, tapi mengapa dia tak pernah menentramkan hatiku?
Di saat aku marah, di saat aku sedih..tak sedikitpun dia membuatku tenang. Tapi mengapa aku masih begitu sangat takut kehilangan dia.
Di saat orang lain berusaha menjatuhkanku, apa yang dia lakukan untukku? Tak ada...
Aku yang berusaha sendiri,mencoba menyembuhkan sakitku sendiri, mencoba menurunkan kadar emosiku sendiri. Dia tak pernah ada untuk itu, walau dia selalu di depan mataku setiap waktu.
Apakah ini namanya? Kebodohanku?
Kadang aku merasakan cintanya untukku, tetapi mengapa dia selalu membuatku sedih?
Malam ini, dia tertidur di depanku. Aku tatap wajahnya, oh lelaki yang aku sayang.Yang kadang membuatku tertawa, tapi tidak jarang juga membuatku menangis. Dia yang kaku, berbalik dengan sifatku yang lembut dan sensitif. Dia yang tidak mau dikalahkan, dan aku yang selalu mencoba mengalah, dan merengek-rengek karena tidak suka dengan pertengkaran. Akan kah selamanya akan seperti ini? Akankan aku akan bertahan dengan kondisi seperti ini? Karena aku telah putuskan ingin menjadi pendamping hidupnya.
Dalam hatiku sekarang cuma ada kalimat " berharap untuk yang terbaik, dan mempersiapkan diri untuk yang terburuk". Karena dia sudah pilihanku, dan aku sudah bertekad menerima dia apa adanya. Semoga dia akan melakukan hal yang sama. Dalam hari-hari terakhir ini, dia sudah sedikit berubah. Sudah sedikit menampakkan kalau ada sayang di sana buat aku. Tidak seperti waktu yang lalu, sungguh menyakitkan menyayangi seseorang tanpa adanya suatu kejelasan.Yah, aku berharap, dari hari ke hari dia akan makin berubah.
nervous untuk pulang ke rumah, takut menghadapi orang tua, bingung mengarang kata-kata. persiapan mental ketika mendapati orang tua terkejut dengan pengakuanku, dan bersiap diri dengan segala perkataan yang akan terlontar. Semoga dia mengerti dengan segala posisiku. Dia tak hanya mementingkan posisinya.Aku dalam posisi yang berbahaya, bingung tapi yakin dalam menentukan arah.Semoga dia mengerti sehingga tidak akan seenaknya padaku. Betapa aku akan berkorban demi dia. demi dia? demi cintaku? atau demi nafsuku?
Yang aku tahu, aku yakin akan pilihanku, dan aku ingin menjalani apa yang sudah aku pilih, dan semoga pilihanku ini memang yang terbaik untukku dan dia memang jodoh yang dipersiapkan Tuhan buat aku. Semoga dia mengerti...
Hoping for the best, preparing for the worst...
wishing me...

0 komentar: